Wednesday, November 9, 2011

Pada

Pada rinai hujan yang tak terdefinisi…
Ketika itu aku dan kamu, berdiri di bawaah atap kecil. Ditemani sebuah spasi kecil. Membuat dinginnya egoisme menjadi kalah oleh hangatnya kasih… Tatkala jemari tangan kita tertaut hingga menghilangkan spasi kecil yang membuat jarak antara kita.
Pada rinai hujan yang selalu terkenang…
Ketika itu aku duduk bersila menghadap sebuah kerinduan, dan kemudian rindu itu perlahan menjelajah masuk merajai hati. Tidak… bukan hanya hatiku… Tapi sekujur tubuhku lemah, menahan kerinduan saat tersadar akan jarak yang akan terbentang. Lalu, akankah aku menyerah pada kerinduanku??
Pada rinai hujan yang kini kurindukan…
Bukanlah rinai hujan yang aku rindukan. Aku hanya merindukan tokoh utama dalam kisah bersama hujan itu. Dan tokoh sentral itu “KAMU”. Kamu yang pernah ada bersamaku, menikmati kehangatan cinta dibawah rinai hujan yang menyejukkan itu. Akan kah kamu kembali…?? Kembalilah, kita nikmati lagi kenangan yang sama seperti dalam memori.
Pada rinai hujan yang tersiratkan sebuah pesan…
Tatkala aku dan kamu berdiri terpaku menanti sebuah kepastian. Ada pesan yang terisyaratkan oleh rinai hujan malam itu. Bahwa aku dan kamu akan terpisah oleh sebuah spasi yang sangat panjang yang kita sebut “JARAK”.

No comments:

Post a Comment

Thanks sudah membaca kisah saya :) Tinggalkan jejak anda secara sopan di kotak komentar