Thursday, July 31, 2014

Keluarga ditanah rantau


Disinilah aku, terfikir akan sebuah perjalanan panjang yang takkan terlupakan seumur hidupku nantinya. Kembali berpijak di pulau yang membuatku merasa asing ditengah ramainya orang. Dan tentang aku yang memang menjadi orang asing diantara orang-orang asing.

Disinilah aku, mulai tersadar bahwa aku meninggalkan saudara-saudaraku di pulau seberang untuk mencari keberuntunganku sendiri.

Disinilah aku akan belajar bagaimana menghadapi mereka para orang asing, mencoba berbaur dengan mereka yang bukan berasal dari tanah lahirku.

Disinilah aku menemukan mereka yang mengajari ku arti sebuah persaudaraan dan “orang asing yang dianggap seperti keluarga”.


Pertama kali aku berpijak di bumi borneo. Saat itu aku bertemu dengan sebuah persahabatan yang “mungkin” lebih dari itu, bisa dibilang seperti keluarga. Yah, seperti itu.

Disana, dirumah itu. Adalah tempat dimana aku tinggal, ruang dimana aku pulang.

Disana, dirumah itu. Aku mendapati mereka yang kuanggap seperti keluarga. Kami makan bersama, tidur di bawah atap yang sama, melewati hari demi hari bersama.

Disana, dirumah itu aku menemukan sosok seorang ibu dan bapak. Yang menegurku dan mengingatkan aku ketika aku berbuat salah, yang perhatian dan menganggapku seperti putrinya.

Disana, aku menemukan sosok seorang kakak laki-laki, atau saudara yang memperlakukan aku dengan sangaaaat baik.

Disana aku menemukan sosok seorang adik,

Disana aku menemukan sebuah keluarga baru, ditanah rantau, di bumi borneo. Tempat dimana tak pernah terpikir sebelumnya aku akan berpijak disini.



Terima kasih ^^


Di rumah Bapak Sunarto,

Loa Bakung, 31 Juli 2014

Samarinda.


No comments:

Post a Comment

Thanks sudah membaca kisah saya :) Tinggalkan jejak anda secara sopan di kotak komentar