Disinilah aku, terfikir akan sebuah
perjalanan panjang yang takkan terlupakan seumur hidupku nantinya. Kembali
berpijak di pulau yang membuatku merasa asing ditengah ramainya orang. Dan
tentang aku yang memang menjadi orang asing diantara orang-orang asing.
Disinilah aku, mulai tersadar bahwa aku
meninggalkan saudara-saudaraku di pulau seberang untuk mencari keberuntunganku
sendiri.
Disinilah aku akan belajar bagaimana
menghadapi mereka para orang asing, mencoba berbaur dengan mereka yang bukan
berasal dari tanah lahirku.
Disinilah aku menemukan mereka yang mengajari
ku arti sebuah persaudaraan dan “orang asing yang dianggap seperti keluarga”.
Pertama kali aku berpijak di bumi borneo. Saat
itu aku bertemu dengan sebuah persahabatan yang “mungkin” lebih dari itu, bisa
dibilang seperti keluarga. Yah, seperti itu.
Disana, dirumah itu. Adalah tempat dimana aku
tinggal, ruang dimana aku pulang.
Disana, dirumah itu. Aku mendapati mereka yang
kuanggap seperti keluarga. Kami makan bersama, tidur di bawah atap yang sama,
melewati hari demi hari bersama.
Disana, dirumah itu aku menemukan sosok
seorang ibu dan bapak. Yang menegurku dan mengingatkan aku ketika aku berbuat
salah, yang perhatian dan menganggapku seperti putrinya.
Disana, aku menemukan sosok seorang kakak
laki-laki, atau saudara yang memperlakukan aku dengan sangaaaat baik.
Disana aku menemukan sosok seorang adik,
Disana aku menemukan sebuah keluarga baru,
ditanah rantau, di bumi borneo. Tempat dimana tak pernah terpikir sebelumnya
aku akan berpijak disini.
Terima kasih ^^
Di rumah Bapak Sunarto,
Loa Bakung, 31 Juli 2014
Samarinda.
No comments:
Post a Comment
Thanks sudah membaca kisah saya :) Tinggalkan jejak anda secara sopan di kotak komentar